Minggu, 21 Mei 2017

Jelang ramadhan, STAIPI Bandung Gelar seminar Dakwah

laporan : I. Furqaan Nurzeha

Diksi -   Prodi komunikasi penyiaran islam STAIPI Bandung menggelar acara seminar dakwah kontemporer yang bertajuk "prospek dan tantangan dakwah melalui media film dan televisi di tanah legenda". Di gedung qornul manazil, jalan Ciganitri, Bandung, senin (22/5).

Sejumlah pengurus pada masing-masing otonom Persatuan Islam turut hadir dalam seminar yang di inisiasi prodi komunikasi penyiaran islam STAIPI Bandung, yakni Pimpinan pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan daerah, Pimpinan Cabang, Pemuda pemudi, Hima dan juga Himi persis. 

Seminar ini di ikuti oleh ratusan mahasiswa STAIPI Bandung dan beberapa ketua prodi. Menurut ketua HMJ KPI, Fahri Fauzan Azhari, seminar yang mengundang beberapa otonom ini, ingin berdiskusi sekaligus mengedukasi mahasiswa, dimana menjelang ramadhan akan banyaknya dakwah yang dikemas melalui media film dan televisi.

"Terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, kita ingin memberitahu kan bahwa dakwah itu bukan hanya dia atas mimbar, melainkan kita juga mempunyai alternatif lain seperti media film juga pertelevisian." ujar Fahri

"Dan tentunya kegiatan dakwah akan semakin ramai. Departemen litbang HMJ KPI dalam waktu dekat akan melakukan rekrutmen anggota dan pelatihan untuk menghidupkan kembali channel STAIPI TV. " pungkasnya. 
(qaan)
Baca selengkapnya

Senin, 08 Mei 2017

HIMA PERSIS: Pembubaran HTI sebagai Pengalihan Kasus Ahok


Diksi - Masyarakat Indonesia hingga saat ini masih terus memantau sidang kasus Ahok yang akan segera diputuskan. Namun akhir-akhir ini, perhatian masyarakat seolah bergeser pada ungkapan Menkopolhukan Wiranto yang menyatakan bahwa keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah membahayakan persatuan dan kesatuan NKRI sehingga menurutnya harus dibubarkan.

Dalam hal ini, HIMA Persis memandang bahwa:

1. Pernyataan ini ada kaitan yang sangat erat dengan sidang kasus Ahok. Untuk itu masyarakat Indonesia khususnya kaum muslimin dihimbau untuk terus memantau putusan sidang kasus Ahok dan tidak terlalu serius menanggapi pernyataan Wiranto tersebut. Untuk itu, dalam hal ini Pemerintah haruslah tegas dalam menegakkan keadilan hukum terhadap penista agama sebagaimana yurispridensi hukum yang telah dilakukan terhadap para penista agama sebelumnya di Indonesia.

2. Sikap pemerintah yang secara resmi membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah sikap yang disesalkan, seolah hidup di zaman orde baru yang dikooptasi oleh kepentingan Pemerintah belaka. Padahal Pemerintah seharusnya tidak terlalu gegabah dengan lebih dulu menempuh langkah persuasif baru kemudian menempuh langkah hukum untuk membubarkannya. Sehingga pernyataan ini sangat tidak berlandaskan hukum dan juga terkesan tidak edukatif dan tidak demokratis dalam memberikan ruang kebebasan terhadap masyarakat.

3. Kalaupun HTI dianggap sebagai anti-Pancasila, anti NKRI, dan bertentangan dengan UUD 45, mengapa pemerintah baru membubarkan HTI sekarang? Padahal dakwah dan ideologi mereka sudah sejak lama hidup di negeri ini? Untuk itu, HIMA Persis memandang bahwa pembubaran ini sangat bernilai politis, khususnya terhadap kasus Ahok yang sedang menjadi perhatian masyarakat.

4. HTI adalah ormas yang berbadan hukum bukan illegal. Sehingga pembubaran HTI ini belum final. Berdasarkan Pasal 59 dan 69 UU No 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, Ormas dilarang melakukan berbagai kegiatan yang antara lain menyebarkan rasa permusuhan yang bersifat SARA, melakukan kegiatan separatis, mengumpulkan dana untuk parpol dan menyebarkan faham yang bertentangan dengan Pancasila. Atas dasar alasan inilah maka HTI yang berbadan hukum dapat dicabut status badan hukum dan status terdaftarnya, atau sama artinya dengan dibubarkannya ormas tersebut.

5. Sikap pemerintah Jokowi-JK yang begitu terang benderang melakukan kekuasaan terlebih dahulu, baru hukum kemudian. Hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi negara ke depan. Indonesia adalah rechtsstaat (negara hukum), bukan machstaat (negara kekuasaan). Karenanya, Hukum harus dijadikan Panglima tertinggi.

6. Mendesak pemerintah untuk membuka ruang dialog terbuka kepada elemen bangsa yang dipandang tidak sejalan dengan falsafah negara indonesia. (qaan/persis.or.id)

Ketua Umum PP HIMA Persis,
Nizar Ahmad Saputra

Sekretaris Jenderal,
M. Ryan Alviana

Baca selengkapnya

Jumat, 05 Mei 2017

GNPF MUI Menginginkan Hakim Independen

Laporan : Agus Mulyadi

Diksi - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mendelegasikan 12 orang yang terdiri dari ulama dan advokasinya untuk menyampaikan aspirasi kepada Mahkamah Agung (MA) karena ketidak setujuan terhadap hakim atas hukum yang dianggap tidak adil.

Advokasi GNPF MUI menyampaikan, Majelis Hakim dalam perkara Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) harus independen, tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun dan harus memutuskan perkara dengan adil sesuai fakta-fakta yang ada.

"Kami mendukung independensi hakim untuk menghukum yang seadil-adilnya terhadap penista agama." Ungkap Bachtiar Natsir saat berorasi di depan Gedung MA (5/5) Jakarta, dalam aksi yang ke 33 kalinya itu.

Dia melihat adanya kejanggalan yang terjadi di pengadilan yang seolah-olah bermain dengan hukum. 

Setelah mendelegasikan 12 orang, Mahkamah Agung akan independen dalam masalah ini dan GNPF MUI akan mengawasi hakim nantinya.

Untuk mengawasi indepensi Hakim, GNPF MUI berencana akan aksi kembali pada tanggal 9 mei 2017 nanti ketika sidang di Ragunan, Jakarta Selatan, Bachtiar Natsir mengajak umat Islam untuk datang kembali ke Jakarta.

Bachtiar Nastir juga menuturkan, selain mendukung independensi hakim, bagi penista agama harus ada hukum yang seberat-beratnya.
 (vin)
Baca selengkapnya

Selasa, 25 April 2017

PK HIMA Persis STAIPI Akan Mengoptimalkan Budaya Literasi.

Laporan : Agus Mulyadi

Diksi - Pimpinan Komisariat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PK HIMA Persis) STAIPI Bandung akan mengoptimalkan budaya literasi untuk meningkatkan intelektualitas bagi mahasiswa STAIPI, khususnya bagi kader HIMA Persis STAIPI dengan kajian-kajian rutin.

"Kami akan membudayakan literasi, kajian-kajian, diskusi, dan menulis. Itu akan kami optimalkan dulu." Ungkap Muhammad Andi Purbaya saat ditemui Diksi seusai resmi dilantik menjadi ketua PK HIMA Persis STAIPI Bandung (25/4) di Masjid Al-Madani STAIPI Bandung.

Menurutnya, dengan membaca akan meningkatkan intelektualitas bagi kader HIMA Persis STAIPI. Kemudian akan mengoptimalkan kepada pergerakan kemasyarakatan seperti gerakan membaca, salah satunya warung pintar (WANTER)

Andi menambahkan akan berupaya bagaimana WANTER itu terlihat menarik dan dapat memikat minat calon pembaca. Kemudian akan melakukan pengkaderan yang lebih gencar dengan kerjasama kepada RG-UG Mu'alimin terdekat dengan memberikan pengarahan seperti mengadakan kajian-kajian dari kader Pk HIMA Persis STAIPI. Karena jika melihat semua kader, banyak yang berintelektual dan mempunyai nilai lebih dari mahasiswa lainnya.

Selain itu, PK HIMA Persis STAIPI akan berupaya mengsinergitaskan antara HIMA Persis STAIPI dengan berbagai HMJ, BEM, ormawa dan UKM yang ada di STAIPI Bandung. "Pendahulu-pendahulu kami itu mengajarkan bagaimana ada kepentingan umum. Tentu saja kepentingan umum itu bukan hanya kepentingan HIMA saja, tapi bagaimana mahasiswa lain juga terlibat, bagaimana bisa bersinergitas. Ketika PK HIMA sedang mengadakan kajian, mahasiswa lain dapat mengikutinya." Katanya.

Andi mengatakan untuk kedepannya akan membuat program yang baru, untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang terdahulu. "Bagaimana setiap hidup kita memberikan nilai kepada orang lain, dan memberikan dampak terbaik bagi masyarakat dan tentunya tidak melupakan diri sendiri. Dan prioritasnya untuk kepentingan umum." Pungkasnya.
( fika )
Baca selengkapnya

Senin, 24 April 2017

Ibnu: Mengupayakan Lebih Produktif dalam Berkarya.

Laporan : Agus Mulyadi

Diksi - Ketua terpilih Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Nasional  Komunikasi Penyiaran Islam (PP FORKOMNAS KPI) periode 2017-2019, Ibnu Yahya, akan mengupayakan FORKOMNAS lebih produktif dalam berkarya. "Permasalahan karya-karya yang original di FORKOMNAS itukan belum ada." Ungkapnya saat ditemui Diksi seusai Kongres ke-5 FORKOMNAS KPI di Ciputat, (22/4)

Pria asal Wonosobo kelahiran 6 September 1994 itu mengatakan untuk permasalahan legalitas, secepatnya pihaknya akan meneruskan upaya teman-teman pengurus yang demisioner.

"Untuk ke depannya FORKOMNAS harus lebih baik, lebih besar, dan lebih banyak karyanya. Semangat untuk berproses dan terus berkarya. Karena hidup di dunia cuman sekali dan mati tanpa karya itu sia-sia." Ungkapnya.

Di tempat yang sama, demisioner PP FORKOMNAS KPI, Ferry Laeli Qadri senang atas terpilihnya Ibnu sebagai Ketua PP FORKOMNAS KPI periode 2017-2019. Menurutnya itu pilihan tepat, karena dia pernah menjadi koordinator wilayah (korwil) 3 yang menempati wilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta.

"Semoga kang Ibnu bisa menjalankan amanah dengan baik dan bisa membawa FORKOMNAS KPI ke depannya lebih baik lagi." Harapnya.

Ferry beserta demisioner lainnya mengatakan akan tetap mengawal FORKOMNAS KPI dan tidak akan melepaskan begitu saja. Mereka akan berusaha untuk membimbing dan siap menjadi konsultan.
 ( vin )
Baca selengkapnya

Jumat, 14 April 2017

Pelangi ditengah terminal leuwipanjang

oleh : Muhammad Farhan Tamimi

Beberapa minggu ke belakang sempat ramai di daerah Bandung terkait komunitas yang bergerak di bidang pengabdian pada masyarakat berupa penyediaan fasilitas membaca gratis di berbagai tempat, diantaranya di halte, angkutan kota sampai di warung-warung tongkrongan. Komunitas tersebut diantaranya Rindu Menanti, AnTar dan Wanter, mungkin sampai saat ini komunitas tersebut masih terngiang di telinga masyarakat Bandung dan sekitarnya.
Namun, bukan Rindu Menanti ataupun Wanter yang akan dibahas pada tulisan kali ini. Akan tetapi yang akan dibahas pada tulisan ini adalah sebuah komunitas yang bergerak pada bidang pendidikan dalam rangka pengabdian pada Negri juga pada Tuhan yang Maha Esa. Dimana komunitas ini mencoba untuk memanusiakan manusia. Komunitas tersebut diberi nama Rumah Pelangi.
Rumah Pelangi adalah komunitas yang mencoba memanusiakan manusia, diantaranya memanusiakan anak jalanan atau biasa disebut anak-anak yang termajinalkan dengan cara memberikan pendidikan yang kemudian lebih dikhususkan pada kegiatan baca tulis Iqra. Rumah Pelangi didirikan oleh seorang gadis cantik yang memiliki mimpi memuliakan anak-anak jalanan yang konon katanya banyak orang yang memandang sebelah mata terhadap anak-anak jalanan. Gadis cantik tersebut bernama Ghinanti Rindadewi.
Ghinanti saat ini duduk dibangku perkuliahan semester 4 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) STAI Persis Bandung. Ghinanti menceritakan bahwa mimpinya membuat Rumah Pelangi itu sejak dari tahun 2011, yang pada saat itu dia duduk dibangku kelas 1 Mualimien Pajagalan Bandung. Namun, baru pada tahun 2012 tepatnya tanggal 18 Juni, mimpi Rumah Pelangi baru terealisasikan.
Latar belakang Ghinanti mendirikan Rumah Pelangi itu atas dasar rasa kemanusiaan yang tidak rela melihat generasi bangsa, aset negara bahkan aset agama terlantar begitu saja tanpa ada pendidikan khusus untuk mereka. Bukan main, perjuangan Ghinanti sangatlah berat saat ingin mendirikan Rumah Pelangi tersebut, berbagai penolakan didapatnya, mulai dari orangtuanya sampai-sampai teman-temannya di sekolah pun menolak, bahkan sempat teman-temannya itu menertawakan mimpi dari seorang gadis cantik itu.
Namun, berkat rahmat Allah yang Maha Esa, Ghinanti mampu mengejawantahkan mimpinya itu menjadi kenyataan dengan mendapat beberapa anak jalanan yang ingin belajar. Perjuangan Ghinanti pun tidak sampai disana, ketika dia sukses mendapatkan beberapa murid, dia mulai kebingungan mencari tempat untuk belajar. Berbagai tempat yang dikira cocok untuk kegiatan belajar, langsung Ghinanti eksekusi menjadi tempat belajar untuk anak-anak jalanan itu.
Ketidak pastian tempat memaksa Ghinanti untuk berpikir keras, yang pada akhirnya dia memutuskan untuk memusatkan kegiatan belajar untuk anak jalanan di terminal Leuwipanjang, didepan gedung dinas perhubungan (dishub), dibawah pohon besar. Proses mendapatkan tempat itupun tidak mudah, dimana Ghinanti harus melalui proses negosiasi dengan preman di terminal. Bukan main, negosiasi dengan pedagang sangatlah biasa bagi Ghinanti, apalagi seorang wanita, sangat lihai bernegosisasi dengan pedagang. Namun, pada kesempatan kali ini, Ghinanti harus menghadapi preman-preman terminal untuk mendapatkan izin tempat.
Niat baik Ghinanti pun disambut baik oleh para preman terminal, namun dengan berbagai syarat dan ketentuan berlaku. Syarat dan ketentuan yang ditawarkan oleh para preman adalah berupa biaya administrasi sebesar Rp. 50.000/anak dalam waktu 1 jam. Tentu syarat itu sangat membuat Ghinanti merasa tertekan, bagaimana tidak, biaya Rp. 50.000/anak bukan lah jumlah yang sedikit, apalagi keadaan Ghinanti yang pada saat itu baru duduk dikelas 2 Mualimien yang notabene biaya sekolahpun masih ditanggung orang tua. Dengan syarat yang begitu berat memaksa Ghinanti harus melakukan negosiasi kembali sampai pada akhirnya preman-preman tersebut memberikan izin keamanan tanpa ada biaya sepeser pun.
  Untuk menjalin hubungan baik dengan preman-preman itu, Ghinanti mencoba untuk membangun hubungan emosional dengan para preman. Dia mencoba memberikan apa yang bisa diberikan kepada preman, seperti gorengan, rokok dll. Tentu cara tersebut pun tidak sia-sia dilakukannya, hasil dari proses pendekatan itu, Ghinanti mendapatkan rasa simpati dari para preman, bahkan yang lebih asyik, Ghinanti mendapatkan penjagaan khusus dari para preman. sampai-sampai ada salah satu preman yang berpesan pada Ghinanti agar mampu mendidik adik-adiknya agar tidak menjadi seperti mereka sekarang.
Tentu akan timbul pertanyaan, dari mana Ghinanti mendapatkan uang untuk memberikan makanan pada para preman dan memberikan sedikitnya jajan pada anak-anak jalanan itu?
Ghinanti menceritakan bahwa, uang yang dikeluarkan untuk itu semua adalah pure dari uang jajannya sendiri yang sengaja disisipkan untuk itu. Mengeluarkan uang saku pribadi Ghinanti lakukan selama kurang lebihnya 4 bulan, sampai pada akhirnya ada seorang hamba yang Allah utus untuk menjadi donatur di Rumah Pelangi. Bahkan sampai saat ini pun donatur-donatur itu bukan malah berkurang, akan tetapi semakin bertambah.
Meskipun donatur Rumah Pelangi selalu ada, tetap saja ada hal yang mengganjal dihati Ghinanti, yakni terkait tempat. Karena tempat di terminal leuwipanjang bukan lah tempat yang ideal untuk melakukan proses belajar mengajar, kebisingan knalpot dan jeritan klakson membuat anak didiknya terganggu. Maka dari itu, Ghinanti senantiasa berharap ada seorang dermawan yang bersedia menyediakan tempat untuknya dan anak-anaknya belajar tanpa ada embel-embel dibelakangnya. Ghinanti pun membuka seluas-luasnya pada siapapun untuk menjadi relawan Rumah Pelangi dengan syarat mampu mengajar dengan ikhlas dan rela tidak dibayar. ( qaan )
Baca selengkapnya

Forsil sebagai ajang kukuhkan ukhuwah

Laporan : Agus Mulyadi

Diksi - Pencetus ide Forum Silaturahmi (forsil) mahasiswa STAIPI Bandung angkatan 2016, Arman Nurhakim Maulana menginginkan adanya kebersamaan dan kedekatan antara angkatannya di semua prodi. Dia mengaku tidak ingin angkatannya tidak saling mengenal seperti kebanyakan angkatan semeser tingkatnya.

Silaturahmi tersebut berencana akan dilaksanakan pada hari minggu, 16 April 2017 di kampus STAIPI Bandung dengan diskusi yang akan dipimpin oleh semua koordinator mahasiswa (kosma) semester dua dari semua prodi seperti kosma IQT, KPI, PAI, PGRA, dan EKSYA.

"Semoga dengan dibentuknya kegiatan ini dapat menjadi contoh, dan tidak menjadi generasi yang ketika bertemu tidak saling mengenal." Ungkapnya saat ditemui Diksi, kamis (13/4)

Selain berdiskusi, rencananya silaturahmi tersebut akan diramaikan dengan ngaliwet, supaya terjadi keakraban dan kebersamaan meskipun berbeda prodi. "Kita itu hidup dalam kampus yang berlebel Islam, maka kita harus bersama." Katanya.

Sementara itu ketua HMJ Ekonomi Syariah (eksya), Ahmad Harawiy mengungkapkan senang dengan rencana adanya silaturami yang akan dilaksanakan pada hari minggu mendatang, karena disana yang tadinya jarang bertemu dan jarang berinteraksi, akan dapat saling mengenal meskipun berbeda jurusan.

"Kedepannya harus di persering, semakin sering berinteraksi insyaAllah semakin kenal satu sama lain, dan harapannya juga BEM selaku otoritas tertinggi di mahasiswa dapat sering memfasilitasinya, dengan cara apapun yang intinya sering berkumpul untuk sering mengenal." Pungkasnya. ( qaan) 
Baca selengkapnya

Selasa, 11 April 2017

Puluhan Mahasiswa STAIPI Bandung Ikuti Launching Buku Bertasbih Bersama Alam

Laporan : furqaan Adelmar


Diksi - Puluhan mahasiswa sekolah tinggi agama islam persis Bandung,  mengikuti launching dan bedah buku "Bertasbih Bersama Alam" yang diselenggarakan oleh PK Hima Persis STAIPI, HMJ Ilmu Qur'an tafsir dan Mahapala jirim di kampus STAIPI Bandung, Selasa(11/4).

Kegiatan Launching dan bedah buku yang berjudul "Bertasbih Bersama Alam" ini menghadirkan narasumber diantaranya Dr. Roni Nugraha M.Ag sebagai penulis buku tersebut dan Dr. Nurmawan M.Ag sebagai pembanding

Panitia penyelengara, Yusuf Fahrudin mengungkapkan, bahwa launching dan bedah buku yang diselengarakan ini adalah bukan suatu program, baik dari Mahapala, Ilmu Quran Tafsir maupun PK Hima Persis.

"Sebetulnya kegiatan ini, bukan suatu program apapun baik atas nama Mahapala, Ilmu Quran Tafsir maupun PK Hima Persis. Melainkan ini merupakan bentuk ajakan kami agar bisa merefleksikan diri terhadap ayat-ayat Al-Qur'an ," ungkapnya ketika selesai acara.

Dikatakannya, tujuan dari launching dan bedah buku ini adalah untuk mengingatkan mahasiswa agar bisa lebih meningkatkan lagi dalam hal literasi juga mampu merefleksikan diri terhadap ayat ayat al-quran.

"Adanya launching dan bedah buku ini, kami memberikan wawasan kepada mereka serta memotivasi, agar lebih meningkatkan lagi dalam hal literasi juga mampu membaca realita untuk bisa di refleksikan,"  jelasnya.

Sementara, ketua PK Hima Persis STAIPI, Amirul muttaqien, Launching dan bedah buku yang dihadiri para mahasiswa ini sebagai bentuk penghargaan terhadap Dr. Roni Nugraha M.ag yang sangat konsisten terhadap penerbitan karya-karyanya.

"Adanya acara ini sangat bagus, tujuan agar para mahasiswa mampu meningkatkan dalam budaya literasi ," pungkasnya. (qaan)

Baca selengkapnya

Kamis, 06 April 2017




Jum'at, 7 April 2017,"Ngaliwet" atau bisa disebut makan bersama mahasiswa dengan dosen di selenggarakan di depan lab michroteaching STAIPI Bandung. Acara berlangsung dengan ceria, para mahasiswa saling ajak mengajak, seolah mengamalkan sabda Rasullulah SAW "berilah makan" sebagai tindak lanjut dari "Sebarkan salam dan sambung tali silahturahmi". (qaan)
Baca selengkapnya

Senin, 03 April 2017

Campcer bukan sekedar seremonial

Campcer bukan sekedar seremonial

Laporan: Agus Mulyadi


Diksi- ketua pelaksana camping ceria (Campcer), Alif Akbar, mengaku akan bertanggung jawab atas acara yang diadakan di Pasir Puncling, Bandung, (2/4).

"Atas nama pribadi saya akan bertanggung jawab mengenai acara ini, jadi selama saya berada di STAIPI, saya tidak akan pernah bosan untuk mengingatkan serta mengajak apa yang telah diimpikan, dan apa yang telah kita harapkan di Campcer ini." Ungkapnya kepada Diksi.

Alif menambahkan, setelah ini dari panitia akan mengadakan konsolidasi kepada dosen atas nama  BEM, karena BEM lembaga tertinggi keorganisasian mahasiswa. Setelah berbagai permasalahan dikemas yang sudah di tulis oleh sekretaris BEM.

"Harapan saya sebagai ketua pelaksana Campcer ini, kita semua harus bersinergi, bersatu, bersaudara, berpegang erat, bergandengan tangan, gak peduli latar belakangnya dari UKM atau ormawa apa." Harapnya.

Dia mengatakan, untuk STAIPI yang lebih baik tidak hanya bisa dikerjakan oleh satu HMj, UKM, ormawa, atau akademik yang mengeksekusi nya, melainkan semua elemen harus terlibat dan bersinergi.

"Aku telah meminta izin kepada ketua BEM, jika ada yang arogansi maka biarkan aku yang membikin huru-Hara di organisasi itu, akan aku acak-acak. Pertama mungkin mengingatkan dengan cara yang sedikit keras." Pungkasnya. (Mull)
Baca selengkapnya

Jumat, 24 Maret 2017

Diksi, Tak Cukup Bicara.

Diksi, Tak Cukup Bicara.

Oleh : Hasan Savana

Beberapa bulan lalu aku sempat membaca curahan-curahan hati Seno Gumira dalam bukunya "Jika Jurnalisme dibungkam sastra harus bicara" Seno dalam tulisannya menyebutkan kekuatan suatu kata yang tertulis, dimana suatu tulisan itu mampu melintasi zaman, menyebrangi masa. Aku rasa pun demikian, sebuah kata yang tertulis memang mempunyai kekuatan yang sangat besar. Tulisan itu semacam kendaran yang membawa suatu gagasan dan pemikiran.

Ya, kita sekarang bisa mengetahui pemikiran para pendahulu kita melalui tulisan, kita bisa mengetahui sejarah bangsa kita karna tulisan, kita bisa tahu bahwa Al-Gozali adalah seorang sufi juga karna tulisan, kita bisa mengetahui bahwa  Plato adalah penganut paham idealis melalui tulisan juga bukan?

Suatu kabar gembira aku dapatkan pada minggu ini, dimana adik-adikku di kampus telah membuat suatu media alternatif yang mewadahi setiap pemikiran dan kreatifitas mereka. DIKSI, demikianlah nama medianya, dengan slogan "bercengkrama dengan kata" menunjukan bahwa Diksi ini merupakan suatu komunitas yang selalu bercengkrama dengan kata, bermain dengan kata, dan dekat dengan kata, lebih tepatnya komunitas ini berfokus pada dunia tulis menulis.

 Pramoedia Ananta Toer pernah berkata bahwa, Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Pada ranah ini, teman-temanku di Diksi merupakan orang-orang yang ingin terus hidup, tidak ingin mati hilang dalam masyarakat dan sejarah, begitu mudah dilupakan. Suatu cita-cita yang agung aku rasa.

Menulis memang perlu, sebagai upaya untuk melakukan suatu perubahan, sebagai upaya untuk menyebarkan idealisme, sebagai upaya untuk mencerdaskan manusia, sebagai upaya untuk menyampaikan kebenaran. Bila kita kaji sejarah para tokoh dunia yang telah memberikan perubahan, mereka pun melakukan hal yang sama dengan kita, mencoba menulis untuk berjuang.

Di Negri kita dahulu ada R.M. Tirto Adhi Suryo seorang pemuda yang begitu energik merintis koran Medan Priayayi sebagai upaya menyadarkan dan mencerdaskan bangsa demi terhapuskannya penjajahan yang dilakukan Belanda. Di India Mahatma Ghandi pun melakukan hal yang sama dengan membuat koran Journal untuk menyebarkan ajaran Ahimsa bagi masyarakat India sebagai upaya perlawanan terhadap penjajahan kolonial Inggris, atau pun dalam sebuah fiksi yang dituliskan oleh Maxim Gorki yang menceritakan seorang ibu tua yang menyusupkan buletin ke gerbong-gerbong pabrik untuk melakukan suatu revolusi besar di Rusia.
Tentu, begitu banyak contoh perjuangan yang diiringi dengan tulisan dalam membangun suatu perubahan. Dan terbukti berhasil, walau mereka mati sebelum menang.

Diksi memang masih dini, tapi aku yakin semangatnya untuk tubuh menjadi dewasa dan matang itu besar. Diksi bukan hanya sekedar permainan kata-kata tanpa makna, lebih dari itu mereka punya tujuan yang mulia.

Purwakarta, 23 maret 2017

Baca selengkapnya

Amirul: Optimis Campcer Bawa Perubahan

Laporan : Vina Rosalina

Diksi - Bidang Acara Camping Ceria (Campcer) optimis bahwa acara yang dirancang beserta panitia akan membawa dampak positif bagi STAIPI kedepannya.

Amirul Muttaqin, selaku ketua bidang acara Campcer menyuarakan mekanisme acara Campcer yang akan diadakan tanggal 1 dan 2 April mendatang. Pada sosialisasi akbar kepada mahasiswa kelas karyawan yang dilakukan di Masjid PP Persatuan Islam, Kampus STAIPI. Jum'at (24/03) siang tadi.

Akan ada 3 Agenda yang diangkat. "Nanti kami akan menyajikan sajian serius yang dibalut keceriaan" ujarnya.

"Pertama, diskusi internal mahasiswa, ngomongin resolusi konflik, problem solving, sama cari solusinya bareng bareng. Kedua, ngomongin aspirasi ke pihak dosen buat konteksnya majuin kampus, solusinya kita cari bareng-bareng juga. Ketiga, bikin satu karya filosofis yang menggambarkan bahwa mahasiswa itu paham dan mengerti ikut acara itu." Katanya.

Pria yang juga menjabat sebagai ketua PK Hima STAIPI ini menjelaskan bahwasnya acara dibuka terlebih dahulu dengan diskusi-diskusi hangat, baik itu diskusi dengan pihak akademik ataupun sesama aktivis akademik. Lalu disambung dengan kegiatan yang ceria yang akan dihandle oleh pihak PGRA. (qaan)
Baca selengkapnya

Kamis, 23 Maret 2017


Photo : Hafizh / STAIPI

Sekumpulan mahasiswa sedang bermain bola di halaman kampus STAIPI, tadi pagi. Sepertinya STAIPI harus secepatnya membangun sarana olahraga. (qaan)
Baca selengkapnya

Mahapala Menerapkan Pola Hidup Bersih

Laporan : Agus Mulyadi


Diksi - Mahasiswa Pecinta Alam (mahapala) ingin menerapkan pola hidup bersih dengan gerakan pungut sampah (GPS) di kawasan kampus STAIPI Bandung. "Ini bukti konkret kita sebagai pecinta terhadap alam, yaa salah satunya dengan cara menjaga lingkungan agar tetap bersih." Ungkap yusup Fahrudin, ketua Mahapala saat ditemui Diksi (23/3) sore tadi.

Yusup mengharapkan semua civitas akademika yang ada di kampus STAIPI dapat terlibat dalam gerakan pungut sampah ini, karena kebersihan kampus bukan saja tugas perorangan, tapi tugas seluruh mahasiswa.

Agenda pungut sampah ini akan diadakan rutin setiap hari rabu seusai perkuliahan. "Untuk jangkauannya kita dahulukan di kawasan kampus, namun untuk kedepannya kita akan keluar lingkungan kampus." Ungkapnya.

Ditempat yang sama, ketua pelaksana GPS, Sopyan Nurul Hidayat mengatakan gerakan pungut sampah ini bukan artinya kampus kotor, tapi anak-anak mahapala ingin menjaga lingkungan bersama-sama dan menerapkan pola hidup bersih.

"Kampus kusayang sampah kubuang. Hal ini kami lakukan untuk masyarakat STAIPI, karena jika lingkungan bersih, maka semuanya akan indah." Ungkapnya.

Sopyan berharap semua mahasiswa dan dosen dapat menjaga kebersihan lingkungan. Selain gerakan pungut sampah, kedepannya Mahapala berencana mengadakan gerakan penanaman pohon. "Mari kita sama-sama menjaga lingkungan bersih di kampus ini." Ajaknya. (san, vin)

Baca selengkapnya

Rabu, 22 Maret 2017

Danny Boy

Oleh : I. Furqaan Nurzeha

Kata-kata menghukum perasaan, membungkam apa yang tak mungkin diungkapkan. Film pendek "Danny boy" hendak membuktikan itu. Film yang disutradari oleh Marek Scrobecki ini, adalah tanyangan terbaik tentang dunia yang bisu --sebuah satire untuk masyarakat demokrasi.
Kebisuan menawarkan dirinya sendiri di tengah dunia yang dianggap kelebihan pendapat: memaparkan gagasan tanpa suara, untuk menimbulkan pembacaan yang cermat dan hati-hati. Fenomenon yang nampak di depan mata sebagaimana adanya lebih penting ketimbang menyusunnya dalam struktur subjek dan predikat.
Sebagaimana layaknya Baraka, "Danny Boy" memulangkan manusia pada fenomena itu sendiri. Animasi yang canggih dan pemilihan suasana yang cermat ditandai oleh keakraban manusia pada benturan-benturan. Berbeda sedikit dengan Baraka atau Samsara yang memotret fenomena riil, kemudian membelah dunia untuk dibandingkan satu sama lain.
Seakan-akan masih berlaku kata-kata Pramoedya:"Dunia ini biasa saja, yang hebat tafsiran-tafsirannya".

https://youtu.be/l89fv5aoUjo
Baca selengkapnya

Presma : Bingung terhadap mahasiswa STAIPI

Laporan : I. Furqaan Nurzeha


Diksi - ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STAIPI Bandung, Muhammad Zaim Ukhrawi mengatakan, tradisi mahasiswa seperti kajian sudah sering kami adakan tapi kebanyakan mahasiswa malah kadung dengan situasi yang bersifat formal.

"oleh karna itu kami membuat acara yang di balut dengan nuansa ceria, Camping Ceria, kami sudah buat perencanaan dari mulai susunan acara sampai kamipun minimalisir biaya. Dan respons dari mahasiswa sampai saat ini sedikit sekali hanya ada beberapa saja." Ujarnya (22/3)


orang yang akrab di panggil Owie, mengungkapkan ketika sedang bersosialisasi "saya bingung terhadap apa yang diinginkan oleh mahasiswa STAIPI, diajak kajian hanya beberapa mahasiswa yang merespon, diajak hiburan pun sama. lalu apa yang dinginkan?"
"selama ini apa yang didapatkan ketika ta'aruf yang dimana disanalah terjadi penanaman ideologi. apakah mesti  di lakukan ta'aruf ulang ?" ucap Owie
dengan di adakannya camping ceria ini justru bertujuan ingin mensinergikan antara satu dengan yang lainnya. Tandasnya. (qaan)
Baca selengkapnya

Respons sebagian Mahasiswa terhadap Camping Ceria

laporan : Vina Rosalina Effendi
Diksi -  Presiden mahasiswa beserta Panitia Camping Ceria melakukan kembali sosialisasi kepada mahasiswa setelah kegiatan ujian tengah semester usai, di kampus STAIPI. Tadi siang (22/3)

Dalam sosialisasi nya Presiden mahasiswa Muhammad Zaim Ukhrawi mengungkapkan sebenarnya apa yang diinginkan dari mahasiswa STAIPI? ketika diajak kajian hanya sedikit yang menghadiri dan sekarang kami mengadakan acara yang dibalut dengan nuansa ceria pun hanya sedikit pula yang merespons.

"Sebenarnya dilubuk hati terdalam saya, saya begitu ingin mengikuti kegiatan ini. Tapi, melihat waktu pelaksanaan nya di awal bulan ini yang membuat saya harus berpikir lagi " ujar Ahmad Zaki, Mahasiswa KPI semester 2 ketika ditemui wartawan Diksi.

"Mungkin bagi sebagian mahasiswa lainnya, harga pendaftaran sebesar Rp. 65000 itu merupakan harga yang murah, tapi bagi saya seorang tulang punggung keluarga, ini begitu sulit. Tapi saya akan usahakan lebih giat lagi supaya mengikuti kegiatan ini," lanjutnya.

Diketahui respons dari mahasiswa, yang menjadi kendala terhadap kegiatan camping ceria ini masalah financial yang berbenturan dengan kebutuhan lain.

Berbeda dengan Arman Maulana Nurhakim, Mahasiswa IQT Semester 2 "Saya sangat mendukung adanya acara Camping Ceria. Sebagai mahasiswa harusnya kita sangat merespon. Karena menurut saya, jarang sekali adanya kegiatan seperti ini. Dan memang sangat diperlukan untuk penyatuan frame. Agar bisa lebih memajukan STAIPI juga." (qaan) 



Baca selengkapnya

Minggu, 19 Maret 2017

Benarkah setan sudah mengundurkan diri?

Semua sisi kehidupan kita sudah paslu. Setan bilang kepada saya: "Tidak ada tantangan lagi. Manusia bukan tandingan setan sama sekali. Manusia sangat mudah kami kendalikan. Tidak memiliki kepegasan dan ketahanan untuk mempertahankan kemanusiannya. Sungguh tidak menarik lagi bertugas sebagai setan".


Kalimat di atas ditulis oleh Caknun seorang kiyai cerdas dan inspiratif di negeri ini. Cukup berani dan penuh dengan nilai filosofis.


Saya cukup bingung dengan kalimat itu. Namun, menurut saya cukup menarik untuk diperbincangan. Barangkali pemikiran dan tafsiran saya belum bisa melampaui Caknun. Bahkan sangat jauh sekali. Tapi ya saya suka dengan kalimatnya itu. Walaupun tafsiran saya belum tentu benar dan sekeren saya saat berselfi ria di alun-alun Purwakarta.


Begitulah. Memang nggak salah juga apa yang telah disampaikan Caknun dalam pesan tersebut. Diketahui bersama bahwa Setan makhluk Tuhan yang sangat konsisten. Tugas dia di dunia ini hanya untuk menyesatkan manusia. Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Jokowi tetap begitu. Tapi, apakah benar sekarang Setan mulai bosan mengganggu kita?


Ya bisa benar dan bisa tidak. Itu tergantung persepsi Kamu. Kalau menurut saya sih ada benarnya juga. Karena saat ini banyak manusia yang lupa bahwa dirinya manusia. Padahal manusia adalah makhluk Tuhan yang paling dimulyakan dibandingkan malaikat sekalipun.


Saking mudahnya manusia dikendalikan, tak menutupkemungkinan Setan bakal mengundurkan diri. Betapa tidak? Karena dia akan merasa tuntas menjalani tugas untuk mengganggu manusia. Lantas, ketika terlahir manusia baru atau bayi baru, ya Setan akan jawab sederhana,"Ketika lahir bayi baru, otomatis akan terbawa gila oleh manusia lama yang masih hidup". Dan begitu seterusnya. Bahasa kerennya mah bakal ada regenarasinya.


Ini hanya pendapat. Nggak usah dianggap benar. Karena saya tidak merasa benar. Saya hanya ingin sedikit menanggapi pernyataan Caknun di atas saja.


Bagaimana pun ceritanya, kalimat di atas tidak ada salahnya kalau kita resapi dan renungi. Memang nggak salah kalau manusia sekarang dianggap mulai linglung. Bisa jadi stres dengan kondisi dunia yang semakin tak menentu. Entahlah. Atur-atur aja.

oleh : I. Furqaan Nurzeha



Baca selengkapnya

Ternyata benar, kang dedi mulyadi bukan islam

Sebagian kelompok yang menyatakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bukan islam itu ternyata benar. Iya benar. Karena islam itu bukan Dedi Mulyadi. Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT bukan Dedi Mulyadi.


Ya banyak orang tau, Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.


Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti seorang yang tunduk kepada Tuhan.


Jadi saya ucapkan sekali lagi Dedi Mulyadi bukan islam. Orang nomor satu di Purwakarta itu pun bukan Hindu atau orang yang berkeyakinan sunda wiwitan yang dituduhkan oleh sebagian kelompok kepadanya.


Hindu, sunda wiwitan, atau keyakinan apapun menurut saya punya tujuan baik. Punya aturan baik yang pastinya tidak menyesatkan. Tapi Dedi Mulyadi bukan semua itu. Dia adalah pengikut Nabi Muhammad SAW yang hanya ingin menyempurnakan kemuslimannya.


Dedi Mulyadi hanya pemimpin yang terus berusaha menjalani perintah nabi Muhammad.


Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, ia hanya ingin berusaha mengikuti jejasknya. Kalau diperhatikan nyaris kebijakannya sesuai dengan syariat islam.


Dedi Mulyadi telah menginstrusikan kepada pelajar kelas 3 SMP sampai kelas 3 SMA untuk puasa Senin-Kamis. Selain kepada pelajar ia pun menganjurkan kepada seluruh aparatur Negara dari Sekda sampai RT untuk puasa dua kali dalam seminggu bagi yang mampu.


Selain itu, ia pun mewajibkan‎ kepada seluruh pelajar se-Purwakarta untuk shalat Dhuha pada pagi hari. Baru-baru ini Dedi Mulyadi pun mewajibkan di setiap kantor instansi untu melantunkan ayat suci Al-Quran setiap paginya.


Benarkan Dedi Mulyadi bukan islam? Iya benar ia hanya terus berusaha menjadi seorang muslim yang taat. Dia hanya berusaha terus agar masyarakatnya sejahtera. Makanya, ia bikin kebijakan beas perelek di seluruh Purwakarta. Itu semua agar masyarakat Purwakarta nggak kelaparan.


Soal kesehatan. Dia pun menggratiskan seluruh masyarakat yang ingin berobat. Tanpa melihat status. Soal pendidikan, gila, semuanya gratis dari tingkat SD sampai SMA/SLTA. Memang gituh dia mah.


Soal keindahan atau tata kota. Jangan ditanya lagi. Purwakarta saat ini sudah jadi tujuan wisata yang potensial. Bukan lagi kota pensiun. Purwakarta indah. Apakah Tuhan adalah keindahan dan suka keindahan? Iya seperti itu. Dedi Mulyadi hanya bisa seperti itu.


Nenek-nenek aja iya urus dengan program ibu asuhnya. Bahkan menganjurkan kepada seluruh pegawai Pemda Purwakarta. Belum lagi program konstruktif lainaya. Jadi gituh. Dedi Mulyadi bukan Islam, ia hanya berusaha ingin menjadi muslim yang keren.

oleh : I. Furqaan Nurzeha




Baca selengkapnya

Liga Futsal Mahasiswa STAIPI Bandung


Diksi -  
Ketua STAPI Bandung saat melakukan pertandingan pembukaan Liga Futsal Mahasiswa di lapangan futsal jalan Cijawura (mul)

Baca selengkapnya

Ketua STAIPI terpikir menambah sarana olahraga


Diksi -
ketua STAIPI Bandung, Nurmawan, mengatakan terpikir menambah sarana olahraga yang akan membuat mahasiswa betah berada di kampus. Sarana olahraga tersebut akan dibuat disekitar lahan yang kosong. "Kami sedang mencari sponsor yang siap mendukung" kata Nurmawan kepada Diksi setelah melakukan pembukaan pertandingan Liga Futsal Mahasiswa, (19/3)
Setelah melakukan pertandingan pembukaan, pihaknya merasa senang dengan adanya kegiatan Liga Futsal Mahasiswa. "Ini merupakan kegiatan mahasiswa dan jika ini berhasil, maka ini menunjukkan bahwa mahasiswa bisa membuat kegiatan. Tidak mesti Harus di bimbing, tidak mesti di instruksikan oleh dosen. Justru kegiatan apapun muncul inisiasinya untuk mahasiswa, di implementasikannya oleh mahasiswa. Kemudian pihak akademik memberikan dukungan selama program-program itu mendukung untuk kemajuan dan peningkatan intelektualitas, juga fisik yang kuat." Katanya.
Kegiatan yang dipelopori oleh BEM dalam departemen olahraga ini dihadiri hampir oleh semua semester yang berada di STAIPI Bandung.
"Harapan saya ini harus terus berlangsung, bahkan dengan banyaknya mahasiswa yang terlibat, artinya ini menunjukkan bahwa ada harapan-harapan dan keinginan mahasiswa." Harapnya.
Selain dari rutinitas akademik, kegiatan berdiskusi, juga adanya kegiatan yang sifatnya oleh fisik seperti futsal ini diharapkan mahasiswa Dapat mempertajam pola pikir. "Kalo badan kita sehat, insyaAllah berfikir juga lancar." Katanya.
"Kegiatan ini bagus sekali,dalam artian bahwa kegiatan-kegiatan BEM itu harus memadukan dan mengkolaborasikan kegiatan yang bersifat intelektualitas. Selain itu, ini bagian dari bagaimana kita mengembangkan karakter kepemimpinan dengan sepak bola." Ungkapnya. (Mul)
Baca selengkapnya